Menutup Lembar

Ridwan Handhani
1 min readSep 17, 2020

--

Tidak ada lagi yang terasa memberatkan, kini atas sebuah kesepakatan kita sampaikan perpisahan, tidak ada lagi rangkaian harapan untuk bisa dikabulkan pada masa depan.

Telah berakhir sudah kisah-kisah antara kita berdua, terbungkus rapih ditalikan luka. Tidak ada lagi melangkah bersama berdua, kau dan aku kini menjadi dua pasang mata dengan tujuan yang tidak lagi sama.

Siapa menyangka kekaguman pada pandangan pertama tidak berakhir dengan beradu tatap pada perayaan janji mengikat selamanya.

Sekarang kita harus melangkah tanpa berlama-lama diam menyeka air mata, sedih tidak harus disempurnakan dengan merasa rapuh serapuh-rapuhnya. Bukankah kita adalah dua orang yang sama-sama tidak suka larut dalam nestapa maka mari ukir saja senyum seperti saat pertama kali kita berjumpa.

Tidak perlu bermain peran dalam drama, karena kita sudah sama-sama dewasa kita sudah tahu untuk sebaiknya kita lebih bisa saling menjaga nama. Tidak baik berdebat tentang siapa yang salah, kita berdua punya tanggung jawab untuk mengevaluasi sama-sama dalam ruang yang berbeda.

Kalau merasa akan alami kesulitan bukan hal yang salah untuk meminta bantuan, tetapi jangan pada diri kita kembali sebagai pertahanan. Karena terlalu aneh jika kita tetap berharap kesempatan, seolah memberi jalan untuk kali kedua kelak kita merasakan perpisahan.

Kita bisa memulai dengan merelakan; yang dulu menjadi harapan, kini akan menjadi sebatas kenangan. Selayaknya jamu kita harus bisa menikmati kepahitan untuk sebuah khasiat yang menguatkan.

Jangan sampai membenci, menelantarkan cerita sebagai yang pernah saling mencintai. Tidak perlu juga sampai menghakimi hati, lebih baik kita izinkan saja lain hati untuk tiba dan menghuni.

--

--

Ridwan Handhani

Sedang berusaha untuk selalu mencintai diri sendiri dan lewat tulisan saya bereskpresi mengeluarkan isi kepala tentang makna dari banyak hal yang terjadi